PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN
ELEKTRONIK (E - LEARNING) MENGGUNAKAN
MEDIA SOSIAL FACEBOOK MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN SIKLUS (LEARNING CYCLE)
DENGAN METODE SOROGAN
(Penggabungan teknologi
modern dengan metode pembelajaran konvensional)
A.
Latar
Belakang
Pada saat ini banyak siswa yang mengeluh dan
bosan dengan metode pembelajaran yang dipakai dalam kegiatan belajar mengajar.
Kegiatan pembelajaran dirasakan monoton dan hal ini berlangsung dalam waktu
yang lama. Guru dituntut untuk mengembangkan keahlian yang dimiliki dan
menyalurkannya kepada siswa. Untuk itu guru perlu mengadakan inovasi
pembelajaran guna mengoptimalkan kemampuan siswa dan supaya tidak bosan.
Dalam
makalah ini penulis mambahas mengenai pengembangan
pembelajaran elektronik (e - learning)
menggunakan media sosial facebook
melalui model pembelajaran siklus (learning
cycle) dengan metode sorogan. Demikianlah makalah ini dibuat dengan harapan dapat menjadi
salah satu referensi bagi setiap pembaca dalam mengembangkan kemampuannya dalam
mengembangkan suatu proses pembelajaran yang berdasarkan prinsip-prinsip
pembelajaran yang inovatif.
B.
Desain
1.
Model
Pembelajaran Berbasis Elektronik (E-Learning)
Yaitu model
pembelajaran yang dilakukan dengan persyaratan sebagai berikut:
a. Kegiatan
proses pembelajaran dilakukan melalui pemanfatan jaringan.
b. Tersedianya
dukungan layanan tutor yang dapat membantu siswa apabila mengalami kesulitan
belajar.
c. Tersedianya
rancangan sistem pembelajaran yang dapat dipelajari/ diketahui oleh setiap
siswa.
d. Adanya
sistem evaluasi terhadap kemajuan belajar siswa dan mekanisme umpan balik yang
dikembangkan oleh lembaga penyelenggara.
2. Facebook
Yaitu
salah satu media sosial yang dapat digunakan sebagai perantara dalam
berkomunikasi yang terhubung dalam satu jaringan pertemanan dan memiliki fasilitas seperti mengirim pesan
, video call , mengirim berkas,
membuat grup dan sebagainya.
3.
Model
Pembelajaran Siklus (Learning Cycle)
Siklus belajar merupakan salah satu model
pembelajaran dengan pendekatan kontruktivitas yang mengutamakan kerjasama antar
siswa untuk memecahkan suatu masalah dan guru lebih banyak bertanya
daripada memberitahu.
4.
Metode
Sorogan
Metode
sorogan merupakan metode pembelajaran di pondok pesantren bagi para santri yang
menitik beratkan pada pengembangan kemampuan perseorangan(individu), di bawah
bimbingan ustadz atau kyai. Metode ini paling intensif, karena dilakukan
seorang demi seorang dan ada kesempatan bertanya secara langsung walaupun
waktunya terbatas.
C. Pengembangan
Pembelajaran
elektronik (e - learning) menggunakan
media sosial facebook melalui model
pembelajaran siklus (learning cycle) dengan
metode sorogan membutuhkan peralatan sebagai berikut :
1. Computer
2. Jaringan
internet
3. Akun
facebook
Adapun
langkah – langkah pelaksanaannya sebagai berikut :
a. Pembangkitan
Minat
Pada tahap ini, guru berusaha
membangkitkan dan mengembangkan minat dan keingintahuan siswa tentang topic
yang akan diajarkan. Media yang digunakan yaitu facebook. Guru membuat grup
percakapan dalam facebook untuk masing masing kelompok dan setiap kelompoknya
terdiri dari 2 – 4 orang. Setelah itu , guru membagikan satu tema untuk dikaji
oleh masing – masing kelompok.
b. Eksplorasi
Pada tahap eksplorasi setiap
kelompok diberi kesempatan untuk bekerjasama tanpa pembelajaran langsung dari
guru. Pada tahap ini guru berperan sebagai pengawas agar pembelajaran yang
dilakukan siswa melalui grup percakapan dalam facebook dapat berlangsung dengan baik dan tidak digunakan untuk
hal – hal yang tidak penting.
c. Penjelasan
Pada tahap penjelasan, guru
dituntut mendorong siswa untuk menjelaskan suatu konsep dengan
kalimat/pemikiran sendiri, meminta bukti dan klarifikasi atas penjelasan siswa,
dan saling mendengar secara kritis penjelasan antarsiswa atau guru.
d. Elaborasi
Pada tahap ini, siswa menerapkan
konsep dan keterampilan yang telah dipelajari dalam situasi baru atau konteks
yang berbeda.
e. Evaluasi
Pada tahap ini guru berinteraksi
kepada masing – masing siswa satu per satu melalui grup percakapan dalam facebook. Melalui tahap ini diharapkan
guru mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah
dikaji sebelumnya.
D. Pemanfaatan
Adapun manfaat
Pembelajaran elektronik (e - learning) menggunakan
media sosial facebook melalui model
pembelajaran siklus (learning cycle)
dengan metode sorogan membutuhkan peralatan sebagai berikut:
a. Bagi
Siswa
1. Memungkinkan
seorang guru mengawasi dan membimbing secara maksimal kemampuan seorang siswa
dalam menguasai pelajarannya.
2. Siswa
dapat berperan sebagai tutor bagi teman sebayanya karena pembelajaran ini
membutuhkan sikap kerjasama yang baik.
3. Siswa
dapat mengenal dan menggunakan teknologi dengan baik dan dapat memanfaatkannya
tidak hanya untuk bersenang – senang tapi juga untuk menambah ilmu pengetahuan.
b. Bagi
Guru
1. Meningkatkan
kadar interaksi pembelajaran anatara siswa dengan guru
2. Memungkinkan
terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja
3. Menjangkau
peserta didik dalam cakupan yang luas
4. Mempermudah
penyempurnaan dan penyampaian materi pembelajaran
E. Pengelolaan
Pembelajaran
dipantau langsung oleh guru karena dalam penggunaan metode ini guru berperan
sebagai tutor dan tergabung dalam kelompok grup percakapan dalam facebook.
Selama proses pembelajaran , guru hanya memantau dan memberi kesempatan kepada
siswa untuk bekerjasama dalam kelompok kecilnya melalui grup percakapan yang
telah dibentuk.
Setiap
kelompok diberi jatah waktu 1 jam sehingga pada waktu yang telah ditentukan itu
guru dapat melakukan pengawasan secara maksimal terhadap kegiatan pembelajaran
yang sedang dilakukan siswanya.
F.
Penilaian
Untuk
mengevaluasi kemampuan siswa dengan pembelajaran elektronik (e-learning) menggunakan media sosial facebook melalui model pembelajaran siklus
(learning cycle) dengan metode
sorogan dilakukan dengan:
Guru menanyai siswa satu per satu melalui
grup dalam pesan facebook yang sudah
dibentuk sebelumnya. Jika siswa yang ditanya berhasil menjawab pertanyaan dari
guru dengan baik , maka pembelajaran dikatakan berhasil dan siswa dapat
melanjutkan materi selanjutnya. Akan tetapi jika sebaliknya maka siswa tadi
diharuskan untuk mempelajari kembali materi yang belum dikuasai tadi dengan
bimbingan langsung dari guru. Siswa dapat bertanya langsung kepada guru tentang
materi yang belum dikuasai.