Minggu, 14 September 2014

TEKPEM (INOVASI PENDIDKAN)


PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN ELEKTRONIK (E - LEARNING) MENGGUNAKAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS (LEARNING CYCLE) DENGAN METODE SOROGAN
(Penggabungan teknologi modern dengan metode pembelajaran konvensional)
A.      Latar Belakang
Pada saat ini banyak siswa yang mengeluh dan bosan dengan metode pembelajaran yang dipakai dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan pembelajaran dirasakan monoton dan hal ini berlangsung dalam waktu yang lama. Guru dituntut untuk mengembangkan keahlian yang dimiliki dan menyalurkannya kepada siswa. Untuk itu guru perlu mengadakan inovasi pembelajaran guna mengoptimalkan kemampuan siswa dan supaya tidak bosan.
Dalam makalah ini penulis mambahas mengenai pengembangan pembelajaran elektronik (e - learning) menggunakan media sosial facebook melalui model pembelajaran siklus (learning cycle) dengan metode sorogan. Demikianlah makalah ini dibuat dengan harapan dapat menjadi salah satu referensi bagi setiap pembaca dalam mengembangkan kemampuannya dalam mengembangkan suatu proses pembelajaran yang berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran yang inovatif.
B.       Desain
1.    Model Pembelajaran Berbasis Elektronik (E-Learning)
       Yaitu model pembelajaran yang dilakukan dengan persyaratan sebagai berikut:
a.    Kegiatan proses pembelajaran dilakukan melalui pemanfatan jaringan.
b.    Tersedianya dukungan layanan tutor yang dapat membantu siswa apabila mengalami kesulitan belajar.
c.    Tersedianya rancangan sistem pembelajaran yang dapat dipelajari/ diketahui oleh setiap siswa.
d.   Adanya sistem evaluasi terhadap kemajuan belajar siswa dan mekanisme umpan balik yang dikembangkan oleh lembaga penyelenggara.
2.    Facebook
Yaitu salah satu media sosial yang dapat digunakan sebagai perantara dalam berkomunikasi yang terhubung dalam satu jaringan pertemanan  dan memiliki fasilitas seperti mengirim pesan , video call , mengirim berkas, membuat grup dan sebagainya.
3.    Model Pembelajaran Siklus (Learning Cycle)
Siklus belajar merupakan salah satu model pembelajaran dengan pendekatan kontruktivitas yang mengutamakan kerjasama antar siswa untuk memecahkan suatu masalah dan guru lebih banyak bertanya daripada memberitahu.
4.    Metode Sorogan
Metode sorogan merupakan metode pembelajaran di pondok pesantren bagi para santri yang menitik beratkan pada pengembangan kemampuan perseorangan(individu), di bawah bimbingan ustadz atau kyai. Metode ini paling intensif, karena dilakukan seorang demi seorang dan ada kesempatan bertanya secara langsung walaupun waktunya terbatas. 
C.  Pengembangan
Pembelajaran elektronik (e - learning) menggunakan media sosial facebook melalui model pembelajaran siklus (learning cycle) dengan metode sorogan membutuhkan peralatan sebagai berikut :
1.      Computer
2.      Jaringan internet
3.      Akun facebook
Adapun langkah – langkah pelaksanaannya sebagai berikut :
a.       Pembangkitan Minat
Pada tahap ini, guru berusaha membangkitkan dan mengembangkan minat dan keingintahuan siswa tentang topic yang akan diajarkan. Media yang digunakan yaitu facebook. Guru membuat grup percakapan dalam facebook untuk masing masing kelompok dan setiap kelompoknya terdiri dari 2 – 4 orang. Setelah itu , guru membagikan satu tema untuk dikaji oleh masing – masing kelompok.
b.      Eksplorasi
Pada tahap eksplorasi setiap kelompok diberi kesempatan untuk bekerjasama tanpa pembelajaran langsung dari guru. Pada tahap ini guru berperan sebagai pengawas agar pembelajaran yang dilakukan siswa melalui grup percakapan dalam facebook dapat berlangsung dengan baik dan tidak digunakan untuk hal – hal yang tidak penting.
c.       Penjelasan
Pada tahap penjelasan, guru dituntut mendorong siswa untuk menjelaskan suatu konsep dengan kalimat/pemikiran sendiri, meminta bukti dan klarifikasi atas penjelasan siswa, dan saling mendengar secara kritis penjelasan antarsiswa atau guru.
d.      Elaborasi
Pada tahap ini, siswa menerapkan konsep dan keterampilan yang telah dipelajari dalam situasi baru atau konteks yang berbeda.
e.       Evaluasi
Pada tahap ini guru berinteraksi kepada masing – masing siswa satu per satu melalui grup percakapan dalam facebook. Melalui tahap ini diharapkan guru mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah dikaji sebelumnya.
D.  Pemanfaatan
Adapun manfaat Pembelajaran elektronik (e - learning) menggunakan media sosial facebook melalui model pembelajaran siklus (learning cycle) dengan metode sorogan membutuhkan peralatan sebagai berikut:
a.       Bagi Siswa
1.      Memungkinkan seorang guru mengawasi dan membimbing secara maksimal kemampuan seorang siswa dalam menguasai pelajarannya.
2.      Siswa dapat berperan sebagai tutor bagi teman sebayanya karena pembelajaran ini membutuhkan sikap kerjasama yang baik.
3.      Siswa dapat mengenal dan menggunakan teknologi dengan baik dan dapat memanfaatkannya tidak hanya untuk bersenang – senang tapi juga untuk menambah ilmu pengetahuan.
b.      Bagi Guru
1.      Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran anatara siswa dengan guru
2.      Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja
3.      Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas
4.      Mempermudah penyempurnaan dan penyampaian materi pembelajaran
E.  Pengelolaan
Pembelajaran dipantau langsung oleh guru karena dalam penggunaan metode ini guru berperan sebagai tutor dan tergabung dalam kelompok grup percakapan dalam facebook. Selama proses pembelajaran , guru hanya memantau dan memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dalam kelompok kecilnya melalui grup percakapan yang telah dibentuk.
Setiap kelompok diberi jatah waktu 1 jam sehingga pada waktu yang telah ditentukan itu guru dapat melakukan pengawasan secara maksimal terhadap kegiatan pembelajaran yang sedang dilakukan siswanya.
F.   Penilaian
Untuk mengevaluasi kemampuan siswa dengan pembelajaran elektronik (e-learning) menggunakan media sosial facebook melalui model pembelajaran siklus (learning cycle) dengan metode sorogan dilakukan dengan:

       Guru menanyai siswa satu per satu melalui grup dalam pesan facebook yang sudah dibentuk sebelumnya. Jika siswa yang ditanya berhasil menjawab pertanyaan dari guru dengan baik , maka pembelajaran dikatakan berhasil dan siswa dapat melanjutkan materi selanjutnya. Akan tetapi jika sebaliknya maka siswa tadi diharuskan untuk mempelajari kembali materi yang belum dikuasai tadi dengan bimbingan langsung dari guru. Siswa dapat bertanya langsung kepada guru tentang materi yang belum dikuasai.